KABUPATEN Blora, Jawa Tengah, memiliki banyak tempat wisata yang cocok untuk berlibur. Anda bisa mengunjungi Goa Terawang, Waduk Tempuran, Gubug payung yang terkenal dengan pohon Jati dengan usia tertua di dunia dan wisata Kereta Api kuno melalui hutan jati. Kesenian barongan dan tayub yang memukau tak kalah kondang di kalangan wisatawan.
Blora juga memiliki aneka makanan dan minuman khas. Sebut saja sate ayam & kambing khas Blora, lontong tahu, serabi, limun kawis, es cincau, tempe goreng garing khas Blora, dan moho. Tak hanya itu potensi Blora, Kabupaten Blora menjadi sorotan dunia ketika terjadi penemuan Blok Cepu yang memiliki cadangan minyak bumi yang diperkirakan berkisar antara 250 juta barel. Padahal sejatinya, sejak zaman penjajahan Belanda, kawasan ini telah beken sebagai penghasil minyak.
Untuk menutupi/menyamarkan aktivitas pengeboran, maka pemerintahan Belanda sengaja menanam pohon jenis jati di Blora. Pohon jati ini bermanfaat ganda, selain untuk menutupi banyaknya ladang minyak, pohon jati bisa tumbuh dengan baik di tanah yang banyak mengandung kapur dan menghasilkan kayu jati dengan kualitas unggulan.
Jati atau "teak wood" merupakan sejenis pohon penghasil kayu bermutu tinggi. Pohonnya besar, berbatang lurus dan dapat tumbuh hingga mencapai tinggi 30 - 40 meter, berdaun besar yang luruh di musim kemarau. Di Indonesia, Kabupaten Blora dikenal sebagai daerah penghasil kayu jati dengan kualitas terbaik di dunia {sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Jati} (bila Anda kurang percaya silahkan Anda browsing ke google dengan kata kunci "wilayah penghasil kayu jati kualitas terbaik di dunia"). Pohon Jati dikenal oleh dunia Internasional dengan nama teak (bahasa Inggris).
Blora juga memiliki aneka makanan dan minuman khas. Sebut saja sate ayam & kambing khas Blora, lontong tahu, serabi, limun kawis, es cincau, tempe goreng garing khas Blora, dan moho. Tak hanya itu potensi Blora, Kabupaten Blora menjadi sorotan dunia ketika terjadi penemuan Blok Cepu yang memiliki cadangan minyak bumi yang diperkirakan berkisar antara 250 juta barel. Padahal sejatinya, sejak zaman penjajahan Belanda, kawasan ini telah beken sebagai penghasil minyak.
Untuk menutupi/menyamarkan aktivitas pengeboran, maka pemerintahan Belanda sengaja menanam pohon jenis jati di Blora. Pohon jati ini bermanfaat ganda, selain untuk menutupi banyaknya ladang minyak, pohon jati bisa tumbuh dengan baik di tanah yang banyak mengandung kapur dan menghasilkan kayu jati dengan kualitas unggulan.
Jati atau "teak wood" merupakan sejenis pohon penghasil kayu bermutu tinggi. Pohonnya besar, berbatang lurus dan dapat tumbuh hingga mencapai tinggi 30 - 40 meter, berdaun besar yang luruh di musim kemarau. Di Indonesia, Kabupaten Blora dikenal sebagai daerah penghasil kayu jati dengan kualitas terbaik di dunia {sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Jati} (bila Anda kurang percaya silahkan Anda browsing ke google dengan kata kunci "wilayah penghasil kayu jati kualitas terbaik di dunia"). Pohon Jati dikenal oleh dunia Internasional dengan nama teak (bahasa Inggris).
Kayu jati menjadi komoditas penting di Blora, sebab 49,66% dari luas Kabupaten Blora merupakan hutan yang terbagi atas tiga kesatuan administrasi Pemangku Hutan (KPH), yaitu: KPH Randublatung, KPH Cepu, dan KPH Blora. Komoditi ini kemudian banyak diolah menjadi berbagai kerajinan masyarakat khas daerah yang tersebar diseluruh wilayah Blora.
Kehadiran pohon jati ini membawa nilai ekonomis buat warganya sebab hampir seluruh bagian pohon mulai dari akar sampai daun bisa dimanfaatkan oleh tangan-tangan terampil warga Blora sehingga dapat menghasilkan berbagai perkakas rumah tangga yang terbuat dari kayu jati dengan ukiran yang khas.




Posting Komentar